Minggu, 08 Maret 2015

PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT



UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA

MATA KULIAH                              : PKn
BOBOT                                              : 3 SKS
MATERI                                           : PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

PERTEMUAN 2

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

  1. PENGERTIAN FILSAFAT
Manusia selalu berfilsafat
Orientasi materi _  _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ materialisme
Orientasi Rasio _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ rasionalisme
Orientasi kenikmatan, kesenangan, kepuasan, _ _ _ _ _ hedonisme
Orientasi kebebasan individu _ _ _ _ _ _ _ _ _ individualisme, liberalisme
Filsafat _ _ _ _ philein: cinta   sophs : damai _ _ _ _ _ cinta damai, cinta kebijaksanaan.
Cabang filsafat:
1.      Metafisika membahas hal yang bereksistensi _ ontologi, kosmologi, antropologi
2.      Epistimologi _ _ _ _ membahas hakekat pengetahuan
3.      Logika _ _ _ _ membahas filsafat berfikir, rumus, dalil.
4.      Etika _ _ _ _ _ berkaitan dengan moralitas, tingkah laku manusia
5.      Esstetika _ _ _  _ terkait dengan keindahan



  1. RUMUSAN KESATUAN SILA-SILA PANCASILA SEBAGAI SUATU SISTEM
Ciri- ciri suatu sistem:
    1. Suatu kesatuan bagain-bagian
    2. Setiap bagian memiliki fungsi sendiri-sendiri
    3. Saling berhubungan dan saling ketergantungan
    4. Keseluruhan dimaksudkan untuk mencapai tujuan tertentu
    5. Terjadi dalam lingkungan yang komplek
Sila 1, 2, 3,4, 5 merupakan satu kesatuan yang bulat dan  utuh untuk mencapai tujuan tertentu.
1.      Susunan kesatuan sila- sila Pancasila yang bersifat organis
·         Pancasila merupakan satu kesatuan yang bulat dan utuh
·         Pancasila merupakan majemuk tunggal tidak dapat dipisah-pisahkan
·         Bersumber pada hakekat manusia yang monopluralisme, yang tersusun dalam kodrat manusia.
·         Merupakan penjelmaan sifat kodrati manusia _ _ _ bersifat organis
2.      Susunan Pancasila bersifat hirarkis dan berbentuk piramida


 
Manusia – sebagai makhluk Tuhan – yang berbentuk persatuan mendirikan Negara – dan persatuan manusia – dalam suatu wilayah yang disebut rakyat – yang ingin mewujudkan suatu tujuan bersama yaitu keadilan.


3.      Rumusan hubungan sila-sila yang saling mengisi dan mengkualifikasikan
Saling melengkapi dan memperkuat kedudukan masing-masing sila.
Setiap sila saling menjiwai dan saling mengisi sehingga Pancasila merupakan majemuk tunggal.
  1. KESATUAN SILA-SILA PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
Secara filosofis Pancasila sebagai suatu kesatuan sistem filsafat memiliki dasar onotlogis, epistemologis, dan aksiologis, sehingga Pancasila memiliki sistem filsafat tersendiri.
Dasar ontologism Pancasila pada hakekatnya adalah manusia yang memmiliki hakekat mutlak monopluralisme - - - - antropologis. Subyek pendukung nilai-nilai Pancasila adalah manusia.
Dasar epistimologis Pancasila adalah Pancasila sebagai sumber pengetahuan, yaitu nilai-nilai yang ada pada Bangsa Indonesia sendiri.
Dasar aksiologis sila-sila Pancasila adalah sangat tergantung pada nilai-nilai yang terkandung pada nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.


NILAI-NILAI PANCASILA SEBAGAI SUATU SISTEM
           
Hakekat Pancasila
            Umum  _ _ _ _ sebagai dasar Negara = sumber hukum
            Bersifat umum kolektif.
            Khusus _ _ _ _ realisasi pangamalan Pancasila _ bersifat khusus konkrit
Hakekat Pancasila sebagai dasar Negara adalah norma, sedangkan realisasi pengamalannya adalah realisasi konkrit Pancasila.

Subtansi nilai-nilai Pancasila _ _ _ _ Ke Tuhan an – Ke manusia an- Ke satu an- Ke rakyat an- Ke adil an- merupakan suatu sistem nilai yang menjadi harapan yang akan diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari, oleh setiap bangsa Indonesia. Hal ini merupakan janji bangsa Indonesia.
Prinsip nilai-nilai tersebut menjelma dalam tata tertib, adat istiadat, budaya, dan kehidupan keagamaan, dll.
Dari pengamalan Pancasila terdapat masalah pokok yaitu bagaimana seharusnya manusia terhadap Tuhan, diri sendiri, manusia lain, masyarakat dan Negara.
SOAL – SOAL DISKUSI

Pertanyaan :
  1. Salah satu ciri Pancasila sebagai suatu system yaitu salaing berhubungan dan saling ketergantungan. Menurut pendapat saudara, apa maksud dari kalimat tersebut dan berilah contoh dalam kehidupan sehari – hari.
  2. Menurut saudara, apakah esensi dari keberdaan sila – sila Pancasila dalam kehidupan sehari – hari. Jelaskan!
  3. Apakah keadilan yang merupakan wujud suatu tujuan bersama sudah terlaksana dalam kehidupan masyarakat Indonesia saat ini? Jelaskan!
  4. Apakah peranan filsafat itu sendiri dalam kehidupan bermasyarakat sekarang ini? Jelaskan!

Jawaban :
  1.  
  2. Pancasila merupakan pedoman utama dalam segala aktifitas kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Hal ini dapat dipahami pada lima sila Pancasila. Ketika kehidupan masyarakat berjalan tidak pada arah, seperti demonstrasi yang anarkhis, korupsi dan lain sebagainya, maka Pancasila bertindak secara adil melalui UU yang berlaku. Selain itu pancasila juga berperan dalam menjaga hak waraga Negara.

  1. Belum.
Ini dapat terlihat dari masyarakat yang tidak memiliki hak yang sama di depan hukum serta mendapatkan kehidupan yang layak. Contoh : seorang pejabat korupsi miliaran rupiah dan hanya menerima hukuman 2 tahun penjara sedangkan warga biasa yang mencuri beras karena lapar di hukum 2 tahun penjara, adanya masyarakat yang tidur di bawah jembatan sedangkan ada sekelompok orang yang hidup bermewah – mewah dengan jalan – jalan ke luar negeri, dan lain sebagainya.

  1. Seperti yang kita pahami bahwa filsafat merupakan salah satu ilmu yang menuntun kepada kebijaksanaan dan kedamain. Dengan keberadaan  filsafat maka setiap orang bisa berbuat dan bersikap lebih baik serta menumbuhkan lingkungan sosial yang baik.
Contoh :
    • Ketika hakim mengambil keputusan dalam sebuah perkara maka perlu kebijaksanaan
    • Demonstrasi yang bersifat anarkhis dapat terhindarkan jika orang – orang berpikir secara baik
    • Menghindarkan timbulnya kecongkakkan di antara Ilmu pengetahuan.

Catatan : segala hal dalam hidup secara tidak langsung telah kita jalani secara filsafat (setiap orang telah berfilsafat)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar