KETERAMPILAN
DASAR
KEBIDANAN I
OLEH:
NAMA:
NI KADEK BADACI DEWI
NIM:
14150084
KELAS:
A.11-1
PEMBAHASAN
KEBUTUHAN LIMA
DASAR ABRAHAM MASLOW
Abraham Maslow
mengemukakan teori Hierarki kebutuhan yang menyatakan bahwa setiap manusia
memiliki lima kebutuhan dasar, yaitu:
·
Kebutuhan fisiologis
·
Kebutuhan rasa aman perlindungan
·
Kebutuhan rasa cinta
·
Kebutuhan harga diri
·
Kebutuhan aktualisasi
1.
Kebutuhan fisiologis
Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan
paling dasar pada manusia, antara lain pemenuhan kebutuhan paling dasar pada
manusia, antara lain pemenuhan kebutuhan oksigen dan pertukaran gas, cairan
(minuman), nutrisi (makanan), eliminasi,istirahat dan tidur, aktivitas,
keseimbangan suhu tubuh, serta seksual.
2.
Kebutuhan rasa aman perlindungan
Kebutuhan rasa aman dan perlindungan
dibagi menjadi perlindungan fisik dan perlindungan psikologis.
Ø Perlindungan
fisik
Perlindungan fisik meliputi perlindungan
atas ancaman terhadap tubuh atau hidup seperti penyakit , kecelakaan, bahaya
dari lingkungan dan lain-lain.
Ø Perlindungan
psikologis
Perlindungan psikologis, yaitu
perlindungan atas ancaman dari pengalaman yang dan asing. Misalnya,
kekhawatiran yang dialami seseorang ketika masuk sekolah pertama kali karena
merasa terancam oleh keharusan untuk berinteraksi dengan orang lain dan
lain-lain.
3.
Kebutuhan rasa cinta
Kebutuhan rasa cinta yaitu kebutuhan
untuk memiliki dan dimiliki, antara lain memberi serta menerima kasih sayang,
kehangatan dan persahabatan, mendapat tempat dalam keluarga serta kelompok
sosial dan lain-lain.
4.
Kebutuhan harga diri
Kebutuhan akan harga diri maupun
perasaan di hargai oleh orang lain, terkait dengan keinginan untuk mendapatkan
kekuatan serta meraih prestasi, rasa percaya diri selain itu, orang juga
memerlukan perlakuan dari orang lain.
5.
Kebutuhan aktualiasi
Kebutuhan aktualisasi diri merupakan
kebutuhan tertinggi dalam heirarki maslow. Berupa kebutuhan untuk berkontribusi
pada orang lain/lingkungan serta mencapai potensi diri sepenuhnya.
KEBUTUHAN
PSIKOSOSIAL
· Pengertian
Manusia adalah makhluk
biopsikososial yang unik dan menerapkan system terbuka serta saling
berinteraksi. Manusia selaulu berusaha untuk mempertahankan keseimbangan
hidupnya. Keseimbangan yang dipertahankan oleh setiap individu untuk dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungannya, keadaan ini disebut dengan sehat.
Sedangkan seseorang dikatakan sakit apabila gagal dalam mempertahankan
keseimbangan diri dan lingkungannya. Sebagai makhluk social, untuk mencapai
kepuasana dalam kehidupan, mereka harus membina hubungan interpersonal positif
.
STATUS EMOSI
Setiap individu mempunyai kebutuhan
emosi dasar, termasuk kebutuhan akan cinta, kepercayaan, otonomi, identitas,
harga diri, penghargaan dan rasa aman. Schultz (1966) Merangkum kebutuhan
tersebut sebagai kebutuhan interpersonal untuk inklusi, control dan afeksi.
Bila kebutuhan tersebut tidak terpenuhi, akibatnya dapat berupa perasaan atau prilaku yang
tidak diharapkan, seperti ansietas, kemarahan, kesepian dan rasa tidak pasti.
Kebutuhan interpersonal akan inklusi, control dan afeksi
kadang saling tumpang tindih dan berkesinambungan.
1.Kebutuhan akan inklusi :
Merupakan kebutuhan untuk menetapkan dan memelihara hubungan
yang memuaskan dengan orang. Dalam lingkungan perawatan kesehatan, kebutuhan
inklusi dapat dipenuhi dengan memberi informasi dan menjawab semua pertanyaan,
menjelaskan tanggung jawab perawat dalm memberi perawatan dan mengenali
kebutuhan serta kesukaan pasien.
2.Kebutuhan akan kontrol :
Berhubungan dengan kebutuhan untuk menentukan dan memelihara
hubungan yang memuaskan dengan orang lain dengan memperhatikan kekuasaan,
pembuatan keputusan dan otoritas.
Contoh: Saat orang melepaskan tanggung jawab pribadinya dan
menjadi pasien yang sangat terikat dan tidak berdaya yang selalu meminta
petunjuk dari semua orang mengenai apa yang harus dilakukan dan bagaimana
melakukannya. Dibalik prilaku itu tersembunyi ansietas, bermusuhan dan kurang
percaya terhadap orang lain atau diri sendiri. Intervensi
keperawatan yang membantu pasien menerima tanggung jawab untum membuat
keputusan mengenai perawatan pasien yang menunjang pemulihan control.
3.Kebutuhan Afeksi :
Seseorang membangun hubungan saling memberi dan saling
menerima berdasarkan saling menyukai. Afeksi diungkapkan dengan
kata-kata cinta, suka, akrab secara emosional, pribadi, sahabat, dan intimasi.
KONSEP DASAR PSIKOSOSIAL
Dalam
kebutuhan Maslow dinyatakan bahwa tingkat yang paling tinggi dalam kebutuhan
manusia adalah tercapainya aktualisasi diri untuk mencapai aktualisasi diri
diperlukan konsep diri yang sehat.
Pengertian
Konsep
diri adalah semua perasaan kepercayaan dan nilai yang diketahui tentang dirinya
dan memengaruhi individu dalam bersosialisasi dengan orang lain. Konsep diri
berkembang secara bertahap saat bayi molai mengenal dan membedakan dirinya
dengan orang lain.Pembentukan konsep diri ini sangat dipengaruhi oleh asuhan
orang tua dan lingkungannya.
a. Komponen
konsep diri
1) Citra diri
adalah sikap seseorang terhadap
tubuhnya secara sadar dan tidak sadar. Sikap ini mencakup presepsi dari
pasangan tentang ukuran, bentuk, dan fungsi penampilan tubuh saat ini dan masa
lalu.
2) Ideal diri
Presepsi individu tentang bagaimana
ia harus berperilaku sesuai dengan standar perilaku. Ideal diri akan mewujudkan
cita-cita dan harapan pribadi.
3) Harga diri
Harga diri adalah penilaian terhadap
hasil yang dicapai dengan analisis, sejauh mana perilaku memenuhi ideal diri.
Jika individu selalu sukses maka cenderung harga dirinya akan tinggi dan jika
mengalami kegagalan cenderung harga diri menjadi rendah. Harga diperoleh dari
diri sendiri dan orang lain.
4) Peran diri
Peran diri adalah pola sikap,
perilaku nilai yang diharapkan dari seseorang berdasarkan posisinya di
masyarakat.
5) Identitas
diri
Identitas diri adalah kesadaran akan
dirinya sendiri yang bersumber dari observasi dan penilaian yang merupakan
sintesis dari semua aspek konsep diri sebagai suatu kesatuan yang utuh.
b. Faktor-faktor
yang mempengaruhi konsep diri
1) Tingkat perkembangan
dan kematangan
Perkembangan anak seperti
perkembangan menta, perlakuan, dan pertumbuhan anak akan mempengaruhi konsep
dirinya.
2) Budaya
Pada usia anak-anak nilai-nilai akan
diadopsi dari orang tuanya, kelompoknya, dan lingkungannya. Orang tua yang
bekerja seharian akan membawa anak lebih dekat pada lingkungannya.
3) Sumber eksternal dan
internal
Kekuatan dan perkembangan pada
individu sangat berpengaruh terhadap konsep diri. Pada sumber internal
misalnya, orang yang humoris koping individunya lebih efektif. Sumber eksternal
misalnya adanya dukungan dari masyarakat dan ekonomi yang kuat.
4) Pengamatan sukses dan
gagal
Ada kecenderungan bahwa riwayat
sukses akan meningkatkan konsep diri demikian pula sebaliknya.
5) Sensor
Stresor dalam kehidupan misalnya
perkawinan, pekerjaan baru, ujian dan kekuatan. Jika koping individu tidak
adekuat maka akan menimbulkan depresi, menarik diri, dan kecemasan.
6) Usia, keadaaan sakit, dan trauma
Usia tua, keadaan sakit akan
mempengaruhi persepsi dirinya.
c. Kriteria
kepribadian yang sehat
1) Citra
tubuh positif dan akurat
Kesadaran akan diri berdasar atas
observasi mandiri dan perhatian yang sesuai akan kesehatan diri. Termasuk
presepsi saat ini dan masa lalu.
2) Ideal dan
realitas
Individu mempunyai ideal diri yang
realitas dan mempunyai tujuan hidup yang dapat dicapai.
3) Konsep
diri yang positif
Konsep diri yang positif menunjukkan
bahwa individu akan sesuai dalam hidupnya.
4) Harga diri
tinggi
Seseorang yang akan mempunyai harga
diri tinggi akan memandang dirinya sebagai seorang yang berarti dan bermanfaat.
Ia memandang dirinya sama dengan apa yang ia inginkan.
5) Kepuasan
penampilan peran
Individu yang mempunyai kepribadian
sehat akan dapat berhubungan dengan orang lain secara intim dan mendapat
kepuasan, dapat memercayai dan terbuka pada orang lain serta membina hubungan
interdependen.
6) Identitas
jelas
individu
merasakan keunikan dirinya yang memberiarahkehidupan dalam mencapai tujuan
d. Karakteristik
konsep diri rendah
1) Menghindari
sentuhan atau melihat bagian tubuh tertentu
2) Tidak
mau berkaca
3) Menghindari
diskusi tentang topik dirinya
4) Menolak
usaha rehabilitasi
5) Melakukan
usaha sendiri dengan tidak tepat
6) Mengingkari
perubahan pada dirinya
7) Peningkatan
ketergantungan pada yang lain
8) Tanda
dari keresahan seperti marah, keputusasaan, dan menangis
9) Menolak
berpartisipasi dalam perawatan dirinya
e. Faktor
risiko gangguan konsep diri
1.Gangguan identitas diri
a)Perubahan perkembangan.
b)Trauma
c)Jenis kelamin yang tidak sesuai
d)Budaya yang tidak sesuai
2.Gangguan citra tubuh (body image)
a)Hilangnya bagian tubuh
b)Perubahan perkembangan
c)Kecacatan
3.Gangguan harga diri
a)Hubungan interpersonal yang tidak harmonis
b)Kegagalan perkembangan
c)Kegagalan mencapai tujuan hidup
d)Kegagalan dalam mengikuti aturan normal
4.Gangguan peran
a)Kehilangan peran
b)Peran ganda
c)Konflik peran
d)Ketidakmampuan menampilkan peran
Pengertian Harga Diri
Pengertian harga diri adalah hasil evaluasi individu
terhadap dirinya sendiri yang merupakan sikap penerimaan atau penolakan serta
menunjukan seberapa besar individu percaya pada dirinya, merasa mampu, berarti,
berhasil dan berharga (Coopersmith, 1967) dengan menganalisa seberapa jauh
perilaku memenuhi ideal dirinya (Stuart dan Sundeen, 1991). Dimana evaluasi ini
diartikan sebagai penilaian yang positif atau negatif yang dihubungkan dengan
konsep diri seseorang. Harga diri merupakan evaluasi seseorang terhadap dirinya
sendiri secara positif dan juga sebaliknya dapat menghargai secara negatif.
Jika seseorang dapat melihat secara positif terhadap dirinya, maka orang
tersebut dikatakan memiliki harga diri yang tinggi, begitupun sebaliknya
(Menurut Lerner dan Spanier, dalam Ghufron, 2010). Seseorang akan menyadari dan
menghargai dirinya jika ia mampu menerima diri pribadinya.
Faktor yang mempengaruhi harga diri
Faktor yang mempegaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua,
harapan orang tua yang tidak relistis, kegagalan yang berulang kali, kurang
mempunyai tanggungjawab personal, ketergantungan pada orang lain dan ideal diri
yag tidak realistis. Sedangkan menurut Dariuszky (2004) yang menghambat
perkembangan harga
diri
adalah : Perasaan takut , yaitu kekhawatiran atau ketakutan (fear).
Dalam kehidupan sehari-hari individu
harus menempatkan diri di tengah-tengah realita. Ada yang menghadapi
fakta-fakta kehidupan dengan penuh kebenaran, akan tetapi ada juga yang
menghadapinya dengan perasaan tidak berdaya. Ini adalah tanggapan negatif
terhadap diri, sehingga sekitarnya pun merupakan sesuatu yang negatif bagi
dirinya. Tanggapan ini menjadikan individu selalu hidup dalam ketakutan yang
akan mempengaruhi seluruh alam perasaannya sehingga terjadi keguncangan dalam
keseimbangan kepribadian, yaitu suatu keadaan emosi yang labil. Maka
dalam keadaan tersebut individu tidak berpikir secara wajar, jalan pikirannya
palsu, dan segala sesuatu yang diluar diri yang dipersepsikan secara salah.
Dengan
demikian tindakan-tindakannya menjadi tidak adekuat sebab diarahkan untuk kekurangan
dirinya. Keadaan ini lama kelamaan tidak dapat dipertahankan lagi, yang
akhirnya akan menimbulkan kecemasan, sehingga jelaslah bahwa keadaan ini akan
berpengaruh pada perkembangan harga
dirinya.
Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Harga Diri (Self Esteem)
Menurut Para
Ahli
Menurut Coopersmith (1967) ada
beberapa faktor yang mempengaruhi harga diri, yaitu:
- Penghargaan dan Penerimaan dari Orang-orang yang Signifikan. Harga diri seseorang dipengaruhi oleh orang yang dianggap penting dalam kehidupan individu yang bersangkutan. orangtua dan keluarga merupakan contoh dari orang-orang yang signifikan. Keluarga merupakan lingkungan tempat interaksi yang pertama kali terjadi dalam kehidupan seseorang.
- Kelas Sosial dan Kesuksesan. Menurut Coopersmith (1967), kedudukan kelas sosial dapat dilihat dari pekerjaan, pendapatan dan tempat tinggal. Individu yang memiliki pekarjaan yang lebih bergengsi, pendapatan yang lebih tinggi dan tinggal dalam lokasi rumah yang lebih besar dan mewah akan dipandang lebih sukses dimata masyarakat dan menerima keuntungan material dan budaya. Hal ini akan menyebabkan individu dengan kelas sosial yang tinggi meyakini bahwa diri mereka lebih berharga dari orang lain.
- Nilai dan Inspirasi Individu dalam Menginterpretasi Pengalaman.Kesuksesan yang diterima oleh individu tidak mempengaruhi harga diri secara langsung melainkan disaring terlebih dahulu melalui tujuan dan nilai yang dipegang oleh individu.
- Cara Individu dalam Menghadapi Devaluasi. Individu dapat meminimalisasi ancaman berupa evaluasi negatif yang datang dari luar dirinya. Mereka dapat menolak hak dari orang lain yang memberikan penilaian negatif terhadap diri mereka.
REFERENSI
1.
Abraham H. Maslow. 1964. Religion,
Value, and Peak-Experiences. Columbus: Ohis State University Press. Hlm. 8.
2.
C. George Boeree. 2006. Personality
Theories. Yogyakarta: Primasophie. Hlm. 277-290.
3.
Sarlito W. Sarwono. 2002. Berkenalan
dengan Aliran-aliran dan Tokoh-tokoh Psikologi. Jakarta: Bulan Bintang.
Hlm. 174-178.
4.
Abraham H. Maslow. 1986. Farther
Reaches of Human Nature. New York: Orbis Book. Hlm. 260-280, 299.
5.
Yudianto, Andi. 2008.
Perkembangan Psikososial
6.
Tarwoto. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
7.
Sarwono,Sarlito,Wirawan.1998,
Psikologi Remaja.Jakarta:Rajawali Pers
Tidak ada komentar:
Posting Komentar