Sabtu, 07 Maret 2015

KEBUTUHAN LIMA DASAR ABRAHAM MASLOW



KETERAMPILAN
DASAR KEBIDANAN I




OLEH:
NAMA: NI KADEK BADACI DEWI
NIM: 14150084
KELAS: A.11-1


PEMBAHASAN

KEBUTUHAN LIMA DASAR ABRAHAM MASLOW
Abraham Maslow mengemukakan teori Hierarki kebutuhan yang menyatakan bahwa setiap manusia memiliki lima kebutuhan dasar, yaitu:
·         Kebutuhan fisiologis
·         Kebutuhan rasa aman perlindungan
·         Kebutuhan rasa cinta
·         Kebutuhan harga diri
·         Kebutuhan aktualisasi

1.      Kebutuhan fisiologis
Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan paling dasar pada manusia, antara lain pemenuhan kebutuhan paling dasar pada manusia, antara lain pemenuhan kebutuhan oksigen dan pertukaran gas, cairan (minuman), nutrisi (makanan), eliminasi,istirahat dan tidur, aktivitas, keseimbangan suhu tubuh, serta seksual.

2.      Kebutuhan rasa aman perlindungan
Kebutuhan rasa aman dan perlindungan dibagi menjadi perlindungan fisik dan perlindungan psikologis.
Ø  Perlindungan fisik
Perlindungan fisik meliputi perlindungan atas ancaman terhadap tubuh atau hidup seperti penyakit , kecelakaan, bahaya dari lingkungan dan lain-lain.
Ø  Perlindungan psikologis
Perlindungan psikologis, yaitu perlindungan atas ancaman dari pengalaman yang dan asing. Misalnya, kekhawatiran yang dialami seseorang ketika masuk sekolah pertama kali karena merasa terancam oleh keharusan untuk berinteraksi dengan orang lain dan lain-lain.


3.      Kebutuhan rasa cinta
Kebutuhan rasa cinta yaitu kebutuhan untuk memiliki dan dimiliki, antara lain memberi serta menerima kasih sayang, kehangatan dan persahabatan, mendapat tempat dalam keluarga serta kelompok sosial dan lain-lain.

4.      Kebutuhan harga diri
Kebutuhan akan harga diri maupun perasaan di hargai oleh orang lain, terkait dengan keinginan untuk mendapatkan kekuatan serta meraih prestasi, rasa percaya diri selain itu, orang juga memerlukan perlakuan dari orang lain.

5.      Kebutuhan aktualiasi
Kebutuhan aktualisasi diri merupakan kebutuhan tertinggi dalam heirarki maslow. Berupa kebutuhan untuk berkontribusi pada orang lain/lingkungan serta mencapai potensi diri sepenuhnya.


KEBUTUHAN PSIKOSOSIAL


·       Pengertian
Manusia adalah makhluk biopsikososial yang unik dan menerapkan system terbuka serta saling berinteraksi. Manusia selaulu berusaha untuk mempertahankan keseimbangan hidupnya. Keseimbangan yang dipertahankan oleh setiap individu untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya, keadaan ini disebut dengan sehat. Sedangkan seseorang dikatakan sakit apabila gagal dalam mempertahankan keseimbangan diri dan lingkungannya. Sebagai makhluk social, untuk mencapai kepuasana dalam kehidupan, mereka harus membina hubungan interpersonal positif .


STATUS EMOSI

Setiap individu mempunyai kebutuhan emosi dasar, termasuk kebutuhan akan cinta, kepercayaan, otonomi, identitas, harga diri, penghargaan dan rasa aman. Schultz (1966) Merangkum kebutuhan tersebut sebagai kebutuhan interpersonal untuk inklusi, control dan afeksi. Bila kebutuhan tersebut tidak terpenuhi, akibatnya dapat berupa perasaan atau prilaku yang tidak diharapkan, seperti ansietas, kemarahan, kesepian dan rasa tidak pasti.
Kebutuhan interpersonal akan inklusi, control dan afeksi kadang saling tumpang tindih dan berkesinambungan.

1.Kebutuhan akan inklusi :
Merupakan kebutuhan untuk menetapkan dan memelihara hubungan yang memuaskan dengan orang. Dalam lingkungan perawatan kesehatan, kebutuhan inklusi dapat dipenuhi dengan memberi informasi dan menjawab semua pertanyaan, menjelaskan tanggung jawab perawat dalm memberi perawatan dan mengenali kebutuhan serta kesukaan pasien.

2.Kebutuhan akan kontrol :
Berhubungan dengan kebutuhan untuk menentukan dan memelihara hubungan yang memuaskan dengan orang lain dengan memperhatikan kekuasaan, pembuatan keputusan dan otoritas.
Contoh: Saat orang melepaskan tanggung jawab pribadinya dan menjadi pasien yang sangat terikat dan tidak berdaya yang selalu meminta petunjuk dari semua orang mengenai apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukannya. Dibalik prilaku itu tersembunyi ansietas, bermusuhan dan kurang percaya terhadap orang lain  atau diri sendiri. Intervensi keperawatan yang membantu pasien menerima tanggung jawab untum membuat keputusan mengenai perawatan pasien yang menunjang pemulihan control.

3.Kebutuhan Afeksi :
Seseorang membangun hubungan saling memberi dan saling menerima  berdasarkan saling menyukai. Afeksi diungkapkan dengan kata-kata cinta, suka, akrab secara emosional, pribadi, sahabat, dan intimasi.


KONSEP DASAR PSIKOSOSIAL

Dalam kebutuhan Maslow dinyatakan bahwa tingkat yang paling tinggi dalam kebutuhan manusia adalah tercapainya aktualisasi diri untuk mencapai aktualisasi diri diperlukan konsep diri yang sehat.
Pengertian
Konsep diri adalah semua perasaan kepercayaan dan nilai yang diketahui tentang dirinya dan memengaruhi individu dalam bersosialisasi dengan orang lain. Konsep diri berkembang secara bertahap saat bayi molai mengenal dan membedakan dirinya dengan orang lain.Pembentukan konsep diri ini sangat dipengaruhi oleh asuhan orang tua dan lingkungannya.
a.        Komponen konsep diri
1)    Citra diri
adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar. Sikap ini mencakup presepsi dari pasangan tentang ukuran, bentuk, dan fungsi penampilan tubuh saat ini dan masa lalu.
2)    Ideal diri
Presepsi individu tentang bagaimana ia harus berperilaku sesuai dengan standar perilaku. Ideal diri akan mewujudkan cita-cita dan harapan pribadi.
3)    Harga diri
Harga diri adalah penilaian terhadap hasil yang dicapai dengan analisis, sejauh mana perilaku memenuhi ideal diri. Jika individu selalu sukses maka cenderung harga dirinya akan tinggi dan jika mengalami kegagalan cenderung harga diri menjadi rendah. Harga diperoleh dari diri sendiri dan orang lain.
4)    Peran diri
Peran diri adalah pola sikap, perilaku nilai yang diharapkan dari seseorang berdasarkan posisinya di masyarakat.
5)    Identitas diri
Identitas diri adalah kesadaran akan dirinya sendiri yang bersumber dari observasi dan penilaian yang merupakan sintesis dari semua aspek konsep diri sebagai suatu kesatuan yang utuh.
b.      Faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri
      1)      Tingkat perkembangan dan kematangan
Perkembangan anak seperti perkembangan menta, perlakuan, dan pertumbuhan anak akan mempengaruhi konsep dirinya.
     2)      Budaya
Pada usia anak-anak nilai-nilai akan diadopsi dari orang tuanya, kelompoknya, dan lingkungannya. Orang tua yang bekerja seharian akan membawa anak lebih dekat pada lingkungannya.
      3)      Sumber eksternal dan internal
Kekuatan dan perkembangan pada individu sangat berpengaruh terhadap konsep diri. Pada sumber internal misalnya, orang yang humoris koping individunya lebih efektif. Sumber eksternal misalnya adanya dukungan dari masyarakat dan ekonomi yang kuat.
      4)      Pengamatan sukses dan gagal
Ada kecenderungan bahwa riwayat sukses akan meningkatkan konsep diri demikian pula sebaliknya.
5)    Sensor
Stresor dalam kehidupan misalnya perkawinan, pekerjaan baru, ujian dan kekuatan. Jika koping individu tidak adekuat maka akan menimbulkan depresi, menarik diri, dan kecemasan.
6)    Usia, keadaaan sakit, dan trauma
Usia tua, keadaan sakit akan mempengaruhi persepsi dirinya.




c.       Kriteria kepribadian yang sehat
1)    Citra tubuh positif dan akurat
Kesadaran akan diri berdasar atas observasi mandiri dan perhatian yang sesuai akan kesehatan diri. Termasuk presepsi saat ini dan masa lalu.
2)    Ideal dan realitas
Individu mempunyai ideal diri yang realitas dan mempunyai tujuan hidup  yang dapat dicapai.
3)    Konsep diri yang positif
Konsep diri yang positif menunjukkan bahwa individu akan sesuai dalam hidupnya.
4)    Harga diri tinggi
Seseorang yang akan mempunyai harga diri tinggi akan memandang dirinya sebagai seorang yang berarti dan bermanfaat. Ia memandang dirinya sama dengan apa yang ia inginkan.
5)    Kepuasan penampilan peran
Individu yang mempunyai kepribadian sehat akan dapat berhubungan dengan orang lain secara intim dan mendapat kepuasan, dapat memercayai dan terbuka pada orang lain serta membina hubungan interdependen.
6)    Identitas jelas
individu merasakan keunikan dirinya yang memberiarahkehidupan dalam mencapai tujuan
d.        Karakteristik konsep diri rendah
1)    Menghindari sentuhan atau melihat bagian tubuh tertentu
2)    Tidak mau berkaca
3)    Menghindari diskusi tentang topik dirinya
4)    Menolak usaha rehabilitasi
5)    Melakukan usaha sendiri dengan tidak tepat
6)    Mengingkari perubahan pada dirinya
7)    Peningkatan ketergantungan pada yang lain
8)    Tanda dari keresahan seperti marah, keputusasaan, dan menangis
9)    Menolak berpartisipasi dalam perawatan dirinya

e.         Faktor risiko gangguan konsep diri

1.Gangguan identitas diri
a)Perubahan perkembangan.
b)Trauma
c)Jenis kelamin yang tidak sesuai
d)Budaya yang tidak sesuai

2.Gangguan citra tubuh (body image)
a)Hilangnya bagian tubuh
b)Perubahan perkembangan
c)Kecacatan

3.Gangguan harga diri
a)Hubungan interpersonal yang tidak harmonis
b)Kegagalan perkembangan
c)Kegagalan mencapai tujuan hidup
d)Kegagalan dalam mengikuti aturan normal

4.Gangguan peran
a)Kehilangan peran
b)Peran ganda
c)Konflik peran
d)Ketidakmampuan menampilkan peran





Pengertian Harga Diri

Pengertian harga diri adalah hasil evaluasi individu terhadap dirinya sendiri yang merupakan sikap penerimaan atau penolakan serta menunjukan seberapa besar individu percaya pada dirinya, merasa mampu, berarti, berhasil dan berharga (Coopersmith, 1967) dengan menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal dirinya (Stuart dan Sundeen, 1991). Dimana evaluasi ini diartikan sebagai penilaian yang positif atau negatif yang dihubungkan dengan konsep diri seseorang. Harga diri merupakan evaluasi seseorang terhadap dirinya sendiri secara positif dan juga sebaliknya dapat menghargai secara negatif. Jika seseorang dapat melihat secara positif terhadap dirinya, maka orang tersebut dikatakan memiliki harga diri yang tinggi, begitupun sebaliknya (Menurut Lerner dan Spanier, dalam Ghufron, 2010). Seseorang akan menyadari dan menghargai dirinya jika ia mampu menerima diri pribadinya.


Faktor yang mempengaruhi harga diri
Faktor yang mempegaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak relistis, kegagalan yang berulang kali, kurang mempunyai tanggungjawab personal, ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yag tidak realistis. Sedangkan menurut Dariuszky (2004) yang menghambat perkembangan harga diri adalah : Perasaan takut , yaitu kekhawatiran atau ketakutan (fear).
Dalam kehidupan sehari-hari individu harus menempatkan diri di tengah-tengah realita. Ada yang menghadapi fakta-fakta kehidupan dengan penuh kebenaran, akan tetapi ada juga yang menghadapinya dengan perasaan tidak berdaya. Ini adalah tanggapan negatif terhadap diri, sehingga sekitarnya pun merupakan sesuatu yang negatif bagi dirinya. Tanggapan ini menjadikan individu selalu hidup dalam ketakutan yang akan mempengaruhi seluruh alam perasaannya sehingga terjadi keguncangan dalam keseimbangan kepribadian, yaitu suatu keadaan emosi yang labil. Maka dalam keadaan tersebut individu tidak berpikir secara wajar, jalan pikirannya palsu, dan segala sesuatu yang diluar diri yang dipersepsikan secara salah.
Dengan demikian tindakan-tindakannya menjadi tidak adekuat sebab diarahkan untuk kekurangan dirinya. Keadaan ini lama kelamaan tidak dapat dipertahankan lagi, yang akhirnya akan menimbulkan kecemasan, sehingga jelaslah bahwa keadaan ini akan berpengaruh pada perkembangan harga dirinya.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Diri (Self Esteem)
Menurut Para Ahli


Menurut Coopersmith (1967) ada beberapa faktor yang mempengaruhi harga diri, yaitu:
  1. Penghargaan dan Penerimaan dari Orang-orang yang Signifikan. Harga diri seseorang dipengaruhi oleh orang yang dianggap penting dalam kehidupan individu yang bersangkutan. orangtua dan keluarga merupakan contoh dari orang-orang yang signifikan. Keluarga merupakan lingkungan tempat interaksi yang pertama kali terjadi dalam kehidupan seseorang.
  2.  Kelas Sosial dan Kesuksesan. Menurut Coopersmith (1967), kedudukan kelas sosial dapat dilihat dari pekerjaan, pendapatan dan tempat tinggal. Individu yang memiliki pekarjaan yang lebih bergengsi, pendapatan yang lebih tinggi dan tinggal dalam lokasi rumah yang lebih besar dan mewah akan dipandang lebih sukses dimata masyarakat dan menerima keuntungan material dan budaya. Hal ini akan menyebabkan individu dengan kelas sosial yang tinggi meyakini bahwa diri mereka lebih berharga dari orang lain.
  3. Nilai dan Inspirasi Individu dalam Menginterpretasi Pengalaman.Kesuksesan yang diterima oleh individu tidak mempengaruhi harga diri secara langsung melainkan disaring terlebih dahulu melalui tujuan dan nilai yang dipegang oleh individu.
  4. Cara Individu dalam Menghadapi Devaluasi. Individu dapat meminimalisasi ancaman berupa evaluasi negatif yang datang dari luar dirinya. Mereka dapat menolak hak dari orang lain yang memberikan penilaian negatif terhadap diri mereka.







REFERENSI

1.      Abraham H. Maslow. 1964. Religion, Value, and Peak-Experiences. Columbus: Ohis State University Press. Hlm. 8.
2.      C. George Boeree. 2006. Personality Theories. Yogyakarta: Primasophie. Hlm. 277-290.
3.      Sarlito W. Sarwono. 2002. Berkenalan dengan Aliran-aliran dan Tokoh-tokoh Psikologi. Jakarta: Bulan Bintang. Hlm. 174-178.
4.      Abraham H. Maslow. 1986. Farther Reaches of Human Nature. New York: Orbis Book. Hlm. 260-280, 299.
5.      Yudianto, Andi. 2008. Perkembangan Psikososial
6.      Tarwoto. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
7.      Sarwono,Sarlito,Wirawan.1998, Psikologi Remaja.Jakarta:Rajawali Pers



  •  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar