Minggu, 08 Maret 2015

ASUHAN KEBIDANAN



MODEL KONSEPTUAL ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DAN IBU NIFAS

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
            Bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan yangmemiliki posisi penting dan strategis terutama dalam penurunan angka kesakitan, Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi(AKB). Bidan memberikan pelayanan kebidanan yang berkesinambungan dan paripurna yang berfokus pada aspek pencegahan, promosi yang belandasan kemitraan. Bidan juga memberikan asuhan kebidanan yaitu bantuan yang di berikan oleh bidan kepada individu pasien ataupun klien yang pelaksanaannya dilakukan dengan cara bertahap, sistematis dan melalui suatu proses yang disebut manajemen kebidanan.
            Pelayanan serta asuhan kebidanan yang diberikan oleh bidan berdasarkan cara pandang atau pola pikir atau model pembangunan kesehatan yang memandang masalah kesehatan saling terkait yang disebut dengan paradigma sehat.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
-          Memberikan pengetahuan tentang asuhan kebidanan
-          Memberikan pengetahuan tentang asuhan kebidanan pada BBL dan ibu nifas

1.3Rumusan Masalah
  1. Apa model konseptual asuhan kebidanan?
  2. Apa yang dimaksud dengan asuhan kebidanan?
  3. Apa saja bentuk-bentuk asuhan kebidanan?
  4. Bagaimana Model Asuhan kebidanan pada BBL dan Ibu nifas?




BAB II
TINJAUAN TEORITIS

2.1 Defenisi Model Konseptual Asuhan Kebidanan
            Model adalah contoh atau peraga untuk menggambarkan sesuatu.Konseptual model asuhan kebidanan adalah suatu bentuk pedoman/acuan yang merupakan kerangka kerja seorang bidan dalam memberikan asuhan kebidanan dipengaruhi oleh filosofi yang dianut bian(filosofi asuhan kebidanan ) meliputi unsur-unsur yang terdapat dalam paradigma kesehatan(manusia-prilaku,lingkungan dan pelayanan kesehatan.

Model konseptual kebidanan adalah :
  1. Gambaran abstrak suatu ide yang menjadi dasar suatu disiplin ilmu
  2. Model konseptual kebidanan biasanya berkembang dari teori dasar intuitif keilmuan yang sering kali disimpulkan dalam kerangka acuan disiplin ilmu yang bersangkutan (Fawcett, 1992)
  3. Model memberikan kerangka untuk memahami dan mengembangkan praktik guna membimbing tindakan dalam pendidikan untuk mengidentifikasi pertanyaan yang harus dijawab dalam penelitian.

Kegunaan model konseptual adalah :
  1. Untuk menggambarkan beberapa aspek (konkret maupun abstrak)
  2. Merupkana gagasan mental sebagai bagian deri teori yang membantu ilmu-ilmu social mengonsep dalam menyamakan aspek-aspek proses social.
  3. Menggambarkan suatu kenyataan gambaran abstrak sehingga banyak digunakan disiplin ilmu lain sebagai parameter garis besar praktik.
 2.2 Asuhan Kebidanan (midwifery care)
            Care dalam bahasa Inggris mempunyai arti memelihra,mengawasai,memperhatikan dengan sepenuhnya. Dihubungkan dengan kebidanan care disebut asuhan Bidan dalam memegang Prinsip Midwifery care yaitu:
  • Mengakui dan mendukung keterkaitan antara fisik ,psikis dan lingkungan kultur social
  • Berasumsi bahwa mayoritas wanita bersalinan ditolong tanpa intervensi
  • Mendukung dan meningkatkan persalinan alami
  • Menggunakan pendekatan pemecahan masalah yang dilandaskan ilmu dan seni
  • Wanita punya kekuasaan yaitu berlandaskan tanggung jawab bersama untuk suatu pengambilan keputusan,tetapi wanita punya kontrol atau keputusan akhir mengenai keadaan dirinya dan bayinya
  • Dibatasi oleh hukum dan ruang lingkup praktik
  • Berprinsip women center care.

2.3 Bentuk Asuhan Kebidanan
  • Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil
            Asuhan ibu hamil oleh bidan dilakukan dengan cara pengumpulan data, menetapkan diagnosis dan rencana tindakan, serta melaksanakannya untuk menjamin keamanandam kepuasan serta kesejahteraan ibu dan janin selama periode kehamilan

  • Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin
            Asuhan persalinan oleh bidan dimulai dengan mengumpulkan data, menginterpretasikan data untuk menentukan diagnosis persalinan dan mengidentifikasikan masalah/kebutuhan, membuat rencana, dan melaksanakan tindakan dengan memantau kemajuan persalinan serta menolong persalinan untuk menjamin keamanan dan kepuasan ibu selama periode persalinan.

  • Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir
            Asuhan bayi baru lahir oleh bidan dimulai dengan menilai kondisi dayi, memfasilitasi terjadinya pernafasan spontan, mencegah hipotermia, menfasilitasi kontak dini dan mencegah hipoksia sekunder, menetukan kelainan, serta melakukan tindakan pertolongan dan merujuk sesuai kebutuhan.

  • Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas
Asuhan pada ibu nifas oleh bidan dilakukan dengan cara mengumpulkan data, menetapkan diagnosis dan rencana tindakan, serta melaksanakanya untuk mempercepat proses pemulihan dan mencegah komplikasi dengan memenuhi bebutuhan ibu dan bayi selama periode nifas.

BAB III
Asuhan kebidanan pada Bayi baru lahir dan ibu nifas

3.1 Model asuhan kebidanan pada Bayi Baru Lahir
Perawatan BBL tergantung pada keadannya apakah ia normal atau tidak. Pada umumnya kelahiran bayi normal cukup dihadiri oleh bidan yang dapat diberi tanggung jawab penuh terhadap keselamatan ibu dan bayi pada persalinan normal.
Asuhan segera pada bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi tersebut selama jam pertama setelah kelahiran. Sebagian besar bayi yang baru lahir akan menunjukkan usaha pernafasan spontan dengan sedikit bantuan atau gangguan. Aspek-aspek penting dari asuhan segera bayi yang baru lahir :
  1. Jagalah agar bayi tetap kering dan hangat
  2. Usahakan adanya kontak antara kulit bayi dengan kulit ibunya sesegera mungkin.
Pelayanan kesehatan neonatal harus dimulai sebelum bayi dilahirkan,melalui pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu hamil. Berbagai bentuk upaya pencegahan daqn penanggulangan dini terhadap factor-faktor yang memperlemah kondisi seorang ibu hamil perlu diprioritaskan,seperti gizi yang rendah,anemia,dekatnya jarak antar kehamilan,dan buruknya hygiene. Disamping itu perlu dilakukan pula pembinaan kesehatan pranatal yang memadai dan penanggulangan factor-faktor yang menyebabkan kematian perinatal yang meliputi : 1) Perdarahan,2) Hipertensi,3) Infeksi,4) Kelahiran preterm/bayi berat lahir rendah,5) Asfiksia,dan 6) Hipotermi.
Penelitian telah menunjukkan bahwa lebih dari 50 % kematian bayi terjadi dalam periode neonatal yaitu dalam bulan pertama kehidupan. Kurang baiknya penanganan bayi baru lahir yang lahir sehat akan menyebabkan kelainan-kelainan yang dapat mengakibatkan cacat seumur hidup,bahkan kematian. Misalnya sebagai akibat hipotermi pada bayi baru lahir dapat terjadi cold stress yang selanjutnya dapat menyebabkan hipoksemia atau hipoglikemia dan mengakibatkan kerusakan otak. Akibat selanjutnya adalah perdarahan otak,syok,beberapa bagian tubuh mengeras,dan keterlambatan tumbuh kembang. Contoh lain misalnya,kurang baiknya pembersihan jalan nafas waktu lahir dapat menyebabkan masuknya cairan lambung kedalam paru-paru yang mengakibatkan kesulitan pernafasan,kekurangan zat asam,dan apabila hal ini berlangsung terlalu lama dapat menimbulkan perdarahan otak,kerusakan otak dan kemudian keterlambatan tumbuh-kembang. Tak kurang penting adalah pencegahan terhadap infeksi yang dapat terjadi melalui tali pusat pada waktu pemotongan tali pusat,melalui mata.melalui telinga pada waktu persalinan atau pada waktu memandikan/membersihkan bayi dengan bahan,atau cairan atau alat yang kurang bersih.
Bayi baru lahir disebut juga dengan neonatus merupakan individu yang bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus dapat melakukan penyesuaian dari kehidupan intrauteri ke kehidupan ekstrauterin, bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37-42 minggu dan berat badannya 2.500-4000 gram.( Ibrahim Kristianan. 1984 )
Neonatus adalah bayi baru lahir yang mengalami sejumlah adaptasi psikologi. Bayi yang memerlukan pemantauan untuk menentukan masa transisi kehidupannya kekehidupan luar uterus berlangsung baik. Bayi baru lahir juga membutuhkan asuhan yang dapat meningkatkan kesempatan untuknya menjalani masa transisi dengan baik. (Wati Nur Muslihatun)
                   
1.       Ciri-ciri BBL Normal
-          Lahir aterm antara 37-42 minggu
-          Berat badan 2.500-4.000 Gram
-          Panjang badan 48-52 cm
-          Lingkar dada 30-38 cm
-          Lingkar kepala 33-35 cm
-          Lingkar lengan 11-12 cm
-          Frekuensi denyut jantung 120-160 x/menit
-          Pernapasan 40-60 x/menit
-          Nilai apgar > 7
-          Kulit kemerahan
-          Gerak aktif
-          Bayi menangis kuat
-          Reflek moro, reflek sucking, reflek rooting, reflek grasping sudah terbentuk dengan baik.
-          Genetalia sudah terbentuk normal
-          Eliminasi ditandai dengan keluarnya mekonium dalam 24 jam pertama.
(Lia Dewi Vivian Nanny : 2010)
2.       Tahapan Bayi Baru Lahir
  1. Tahap 1 terjadi segera setelah lahir, selama menit-menit pertama kelahiran. Pada tahap ini digunakan sistem scoring apgar untuk fisik dan scoring gray untuk interaksi bayi dan ibu.
  2. Tahap II disebut tahap transisionl reaktivitas. Pada tahap ini dilakukan pengkajian selama 24 jam pertama terhadap adanya perubahan perilaku.
  3. Tahap III disebut tahap periodic, pengkajian dilakukan setelah 24 jam pertama yang meliputi pemeriksaan seluruh tubuh.
(Lia Dewi Vivian Nanny : 2010)





3.      Asuhan BBL Normal
Asuhan segera pada bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi yang baru lahir.
  1. Cara memotong tali pusat
Menjepit tali pusat dengan dua buah klem, pada titik kira-kira 2-3 cm dari pangkal pusat bayi lalu menyurut tali pusat kearah ibu dan memasang klem ke-2 dengan arah 2 cm dari klem.
-          Potonglah tali pusat diantara kedua klem sambil melindungi bayi dari gunting dengan menggunakan tangan kiri
-          Pertahankan kebersihan pada saat memotong tali pusat. Ganti sarung tangan bila ternyata sudah kotor. Potonglah tali pusatnya dengan gunting steril.
-          Periksa tali pusat setiap 15 menit. Apabila masih terdapat perdarahan, lakukanlah pengikatan ulang yang lebih kuat. Bungkus tali pusat denga kassa steril.
  1. Jagalah agar bayi tetap hangat
-          Mengeringkan tubuh bayi segera setelah lahir dan diselimuti walaupun berada didalam ruangan yang relative hangat.
-          Menunda memandikan BBL sampai suhu tubuh bayi stabil.
-          Menghindari kehilangan panas pada bayi baru lahir, ada 4 cara yang membuat bayi kehilangan panas yaitu melalui evaporasi, konduksi, konveksi, dan radiasi.
  1. Kontak dini dengan ibu
-          Berikan bayi pada ibunya secepat mungkin, kontak dini antara ibu dan bayi penting untuk kehangatan bayi dan ikatan batin dan pemberian ASI.
-          Doronglah ibu untuk menyusui bayinya apabila bayi telah siap (dengan melakukan reflek rooting) jangan paksakan bayi untuk menyusu.
  1. Pernapasan
sebagian besar bayi akan bernapas secara spontan. Pernapasan bayi sebaiknya diperiksa secara teratur untuk mengetahui adanya masalah.
-          Periksa pernapasan dan warna kulit tiap 5 menit.
-          Jika bayi tidak segera bernapas, lakukan hal-hal seperti :
Keringkan bayi dengan selimut/handuk yang hangat, gosoklah punggung bayi dengan lembut.
-          Jika bayi masih belum mulai bernapas setelah 60 detik lakukan langkah resusitasi.
  1. Pencegahan infeksi mata
Salep mata untuk mencegah infeksi mata diberikan setelah 1 jam kontak kulit kekulit dan bayi selesai menyusui.
  1. Pemberian VIT K
Semuabayi baru lahir harus diberikan vitamin k, injeksi 1 mg intramuscular setelah 1 jam kontak kulit dan bayi selesai menyusu untuk mencegah perdarahan BBL akibat defisiensi vit k yang dapat dialami oleh sebagian BBL.(Abdul Bari Saifudin, dkk : 2006)
4.      Pemeriksaan Bayi Baru Lahir
Adapun pemeriksaan bayi yang dilakukan adalah sebagai berikut :
  1. Memeriksa pernapasan
Apakah merintih, hitung napas apakah 40-60 x/menit, apakah terdapat retraksi dinding dada bawah.
  1. Melihat warna kulit
  2. Melihat gerakan apakah tonus baik dan simetris
  3. Meraba kehangatan, bila teraba dingin atau terlalu panas, lakukan pengukuran suhu.
  4. Melihat adanya hipersalivasi/muntah.
  5. Melihat adanya kelainan bawaan.
  6. Melihat kepala adakah bengkak atau memar.
  7. Melihat abdomen apakah ada perdarahan tali pusat.
  8. Melihat adanya pengeluaran mekonium dan air seni.
  9. Menimbang bayi.
  10. Menilai cara menyusu.
  11. Lakukan pemeriksaan antropometri.Gerakan janin dalam rahim (mulai terasa pada UK 18 – 20 minggu)

3.1.            Model Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas
Dunia kebidanan memang selalu luas akan pengetahuan dan berbagai aspek tentang kehidupan wanita. Banyak sekali hal-hal yang baru yang harus dipelajari dan dikembangkan, sebagai bidan tidak harus berpatokan pada satu keilmuan yang dimiliki atau pernah didapat. Maka dari itu pada artikel kali ini akan dibahas mengenai Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. 
Masa nifas merupakan masa pemulihan dari sembilan bulan kehamilan dan proses melahirkan, masa nifas dimulai dari lahirnya plasenta sampai pulihnya alat-alat kandungan. Menurut sumber data yang didapat, diketahui bahwa 60% kematian ibu hamil terjadi ketika setelah melahirkan dan 50% kematian ibu pada masa nifas terjadi pada 24 jam setelah melahirkan. Jumlah nominal angka kematian ibu di Indonesia (AKI) menduduki peringkat pertama di ASEAN, hal ini bukan meruapakan suatu kebanggan akan tetapi sesuatu yang menjadikan Indonesia sendiri harus berbenah dan mencari solusi dari masalah ini.
Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas adalah sebuah asuhan yang diberikan kepada ibu setelah melahirkan sampai 42 hari yakni ketika alat-alat kandungan pulih seperti semula sesua dengan kebutuhan dan tepat sasaran. Tujuan dilakukannya asuhan masa nifas adalah menjaga kesehatan ibu dan bayinya baik secara fisik maupun psikologis, mendeteksi masalah dan mengobati keadaan patologis yang mungkin terjadi, memberikan pendidikan kesehatan dan juga memberikan pelayanan keluarga berencana (KB).  Berikut ini adalah contoh konsep asuhan kebidanan pada ibu nifas.
Manajemen kebidanan adalah suatu pendekatan proses pemecahan masalahyang digunakan sebagai metode untukmengorganisasikan pikiran dan tindakanberdasarkan teoriilmiah, temuan, keterampilan dalamrangkaian/tahapan yang logis untukmengambil suatu keputusan yang terfokuspada klien (Varney, 1997).
Menurut HelenVarney, proses manajemen kebidanan terdiridari 7 langkah yang berurutan, dimulai dari:
1.Pengkajian
PengkajianPengkajian merupakan langkah mengumpulkansemua data yang akurat dan lengkapdari semua sumber yang berkaitan dengankondisi klien secara keseluruhan. Bidan dapatmelakukan pengkajian dengan efektif, maka harusmenggunakan format pengkajian yang terstandaragar pertanyaan yang diajukan lebih terarah danrelevan.Pengkajian data dibagi menjadi: Data subjektif dan Data objektif

2.Interpretasi data
Interpretasi dataInterpretasi data merupakan identifikasi terhadap diagnosa, masalah dankebutuhan pasien pada ibu nifas berdasarkan interpretasi yang benar atasdata-data yang telah dikumpulkan. Diagnosa dapat didefinisikan, masalahtidak.
Interpretasi data meliputi: Diagnosa kebidanan ,Masalah dan Kebutuhan.
Pada langkah ini mencakup :
1.Menentukan keadaan normal.
2.Membedakan antara ketidaknyamanan dan kemungkinan komplikasi
3.Identifikasi tanda dan gejala kemungkinan komplikasi.
4.Identifikasi kebutuhan.

3. Diagnosis Kebidanan
Diagnosis yang ditegakkan oleh profesi (Bidan) dalam lingkup praktikkebidanan dan memenuhi standar Nomenklatur (tata nama) diagnosiskebidanan, yaitu :
1. Diakui dan telah di di sahkan oleh profesi.
2. Berhubungan langsung dengan praktisi kebidanan.
3. Memiliki ciri khas kebidanan.
4. Didukung oleh clinical judgement dalam praktik kebidanan.
5. Dapat diselesaikan dengan pendekatan manajemen kebidanan. Diagnosa dapat berkaitan dengan para, abortus, anak hidup, umur ibu dan keadaan nifas. kemudian ditegakkan dengan data dasar subjektif dan objektif.
Contoh:Seorang P1A0 pospartum normal hari pertamaDasar :DS : Ibu mengatakan baru saja melahirkan anak pertamanya.DO : Partus tanggal 21 Oktober 2011, pukul 11.00 WIB. KU baik, kesadarancomposmentis. TD 110/80 mmHg, N 80 x/menit, S 37 ?C, R 24 x/menit. TFU1 jari di bawah pusat, keras. PPV: lochea rubra, warna merah, jumlah

4.Kebutuhan tindakan segera
MasalahMasalah dirumuskan bila bidan bila menemukankesenjangan yang terjadi pada respon ibu terhadap masanifas. Masalah ini terjadi belum termasuk dalam rumusandiagnosis yang ada, tetapi masalah tersebut membutuhanpenanganan bidan, maka masalah dirumuskan setelahdiagnosa. Permasalahan yang muncul merupakanpernyataan dari pasien, ditunjang dengan data dasar baiksubjektif maupun objektif.
Contoh:Masalah : nyeri jahitanDasar :DS : Ibu mengatakan nyeri pada luka jahitannyaDO : luka jahitan perenium derajat dua, keadaan masihbasah, jenis heating jelujur subcutis

5.Rencana asuhan kebidanan
Diagnosa/ Masalah PotensialLangkah ini merupakan langkah antisipasi, sehingga dalam melakukanasuhan kebidanan, bidan dituntut untuk mengantisipasi permasalahan yangakan timbul dari kondisi yang ada.Contoh :Seorang ibu postpartum P1A0 hari ke 3 dengan bendungan ASIDiagnosa potensial: mastitisKebutuhan Tindakan SegeraSetelah merumuskan tindakan yang perlu dilakukan untuk mengantisipasidiagnosa/masalah potensial pada langkahsebelumnya, bidan juga harusmerumuskan tindakan emergensi yang harus dirumuskan untukmenyelamatkan ibu dan bayi, secara mandiri, kolaborasi atau rujukanberdasarkan kondisi klien.
Contoh:Diagnosa potensial: mastitisTindakan segera: kompres air hangat, pemberian analgetik dan antibiotik,menyusui segera.

6.Implementasi/pelaksanaan
ImplementasiPelaksanaan dapat dilakukan seluruhnya oleh bidanatau bersama–sama dengan klien atau anggota timkesehatan. Bila tindakan dilakukan oleh dokter atautim kesehatan lain, bidan tetap memegang tanggungjawab untuk mengarahkan kesinambungan asuhanberikutnya. Kaji ulang apakah semua rencana asuhantelah dilaksanakan.Contoh:Sesuai dengan pelaksanaan tetapi ada rasionalisasi tindakan

7.Evaluasi
EvaluasiPada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dariasuhan yang telah diberikan. Evaluasi didasarkan padaharapaan pasien yang diidentifikasi saat merencanakanasuhan kebidanan. Untuk mengetahui keberhasilanasuhan, bidan mempunyai pertimbangan tertentu antaralain: tujuan asuhan kebidanan; efektifitas tindakan untukmengatasi masalah; dan hasil asuhan kebidanan.
Contoh:•Asi telah dikeluarkan, jumlah asi cukup•Kompres air hangat dan dingin telah dilakukan, ibumerasa lebih nyaman•Telah dilakukan masase, ibu merasa lebih rileks•Terapi yang diberikan adalah parasetamol 500 mg 3×1peroral dan antalgin 500 mg 3×1 peroral•Ibu bersedia mengkonsumsi makanan yang bergizi

























BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
            Konseptual model kebidanan merupakan suatu bentuk pedoman atau acuan yang merupakan kerangka kerja seorang bidan dalam memberikan asuhan kebidanan dengan tidak terlepas dengan teori yang mempengaruhi.Konseptual model merupakan gambaran abstrak suatu ide yang menjadi dasar suatu disiplin ilmu.
                        Secara umum teori dan konsep adalah hal yang berkaitan dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Dalam pelayanan kebidanan ,teori-teori yang digunakan dalam praktik kebidanan berasal dari konseptual model kebidanan.
            Asuhan bayi baru lahir oleh bidan dimulai dengan menilai kondisi dayi, memfasilitasi terjadinya pernafasan spontan, mencegah hipotermia, menfasilitasi kontak dini dan mencegah hipoksia sekunder, menetukan kelainan, serta melakukan tindakan pertolongan dan merujuk sesuai kebutuhan. Asuhan pada ibu nifas oleh bidan dilakukan dengan cara mengumpulkan data, menetapkan diagnosis dan rencana tindakan, serta melaksanakanya untuk mempercepat proses pemulihan dan mencegah komplikasi dengan memenuhi bebutuhan ibu dan bayi selama periode nifas.











DAFTAR PUSTAKA
-          Soepardan, Suryani. (2006). Konsep Kebidanan. Bandung: ECG
-          Fadilah, Siti. (2007). Keputusan Menteri Kesehatan Tentang. Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar