Pengertian Sistem
Informasi Kesehatan
Sistem
informasi kesehatan merupakan integrasi antara perangkat, prosedur dan kebijakan yang digunakan untuk mengelola
siklus informasi secara sistematis untuk mendukung pelaksanaan manajemen
kesehatan yang terpadu dan menyeluruh dalam kerangka pelayanan kesehatan
masyarakat. seluruh tingkat pemerintah dalam rangka penyelengggaraan pelayanan
kepada masyarakat. Perturan perundangundangan yang menyebutkan sistem informasi
kesehatan adalah Kepmenkes Nomor
004/Menkes/SK/I/2003 tentang
kebijakan dan strategi desentralisasi bidang kesehatan dan Kepmenkes Nomor 932/Menkes/SK/VIII/2002
tentang petunjuk pelaksanaan pengembangan sistem laporan informasi kesehatan
kabupaten/kota. Perkembangan Sistem Informasi Rumah Sakit yang berbasis
computer (Computer Based Hospital Information System) di Indonesia telah
dimulai pada akhir dekade 80’an. Salah satu rumah sakit yang pada waktu itu
telah memanfaatkan komputer untuk mendukung operasionalnya adalah Rumah Sakit
Husada
Menurut WHO, sistem informasi kesehatan merupakan salah satu dari 6
“building block” atau komponen utama
dalam sistem kesehatan di suatu Negara. Keenam komponen (building block) sistem kesehatan tersebut adalah:
1. Service delivery (pelaksanaan
pelayanan kesehatan)
2. Medical product, vaccine, and
technologies (produk medis, vaksin, dan teknologi kesehatan)
3. Health worksforce (tenaga medis)
4. Health system financing (system
pembiayaan kesehatan)
5. Health information system (sistem
informasi kesehatan)Leadership and governance (kepemimpinan dan pemerintah)
Manfaat Sistem Informasi Kesehatan
Begitu banyak manfaat Sistem
Informasi Kesehatan yang dapat membantu para pengelola program kesehatan,
pengambil kebijakan dan keputusan pelaksanaan di semua jenjang administrasi
(kabupaten atau kota, propvinsi dan pusat) dan sistem dalam hal berikut :
1.
Mendukung
manajemen kesehatan
2.
Mengidentifikasi
masalah dan kebutuhan
3.
Mengintervensi
masalah kesehatan berdasarkan prioritas
4.
Pembuatan
keputusan dan pengambilan kebijakan kesehatan berdasarkan bukti (evidence-based
decision)
5.
Mengalokasikan
sumber daya secara optimal
6.
Membantu
peningkatan efektivitas dan efisiensi
7.
Membantu
penilaian transparansi
Prinsip-prinsip penyelenggaraan
informasi kesehatan
1. Mencakup seluruh data yang terkait
dengan kesehatan, baik yang berasal dari sektor kesehatan atau pun dari
berbagai sektor pembangunan lain.
2. Mendukung proses pengambilan
keputusan diberbagai jenjang administrasi kesehatan.
3. Disediakan sesuai dengan kebutuhan
informasi untuk pengambilan kepeutusan.
4. Disediakan harus akurat dan disajikan
secara cepat dan tepat waktu dengan mendayagunakan teknologi informasi dan
komunikasi.
5. Pengelolaan informasi kesehatan harus
dapat memadukan pengumpulan datamelalui cara-cara rutin (yaitu pencatatan dan
pelaporan) dan cara-cara non rutin (yaitu survei dan lain-lain).
6. Akses terhadap informasi kesehatan
harus memperhatikan aspek kerahasiaan yang berlaku dibidang kesehatan dan
kedokteran.
Tujuan Pengembangan Sistem Informasi
Kesehatan
Melalui hasil pengembangan sistem
informasi diatas, maka diharapkan dapat menghasilkan hal-hal sebagai berikut:
1.
Perangkat
lunak tersebut dikembangkan sesuai dengan standar yang ditentukan oleh
pemerintah daerah.
2.
Dengan
menggunakan open system tersebut diharapkan jaringan akan bersifat
interoperable dengan jaringan lain.
3.
Sistem
informasi kesehatan terintegrasi ini akan mensosialisasikan dan mendorong
pengembangan dan penggunaan Local Area Network di dalam kluster unit pelayanan
kesehatan baik pemerintah dan swasta sebagai komponen sistem di masa depan.
4.
Sistem
informasi kesehatan terintegrasi ini akan mengembangkan kemampuan dalam
teknologi informasi video, suara, dan data nirkabel universal di dalam Wide
Area Network yang efektif, homogen dan efisien sebagai bagian dari jaringan
sistem informasi pemerintah daerah.
5.
Sistem
informasi kesehatan terintegrasi ini akan merencanakan, mengembangkan dan
memelihara pusat penyimpanan data dan informasi yang menyimpan direktori materi
teknologi informasi yang komprehensif.
6.
Sistem
informasi kesehatan terintegrasi ini akan secara proaktif mencari, menanalisis,
memahami, menyebarluaskan dan mempertukarkan secara elektronis data/informasi
bagi seluruh stakeholders
7.
Sistem
informasi kesehatan terintegrasi ini akan memanfaatkan website dan access point
lain agar data kesehatan dan kedokteran dapat dimanfaatkan secara luas dan
bertanggung jawab dan dalam rangka memperbaiki pelayanan kesehatan sehingga
kepuasan pengguna dapat dicapai sebaik-baiknya
8.
Sistem
informasi kesehatan terintegrasi ini akan merencanakan pengembangan manajemen
SDM sistem informasi mulai dari rekrutmen, penempatan, pendidikan dan
pelatihan, penilaian pekerjaan, penggajian dan pengembangan karir.
9.
Sistem
informasi kesehatan terintegrasi ini akan mengembangkan unit organisasi
pengembangan dan pencarian dana bersumber masyarakat yang berkaitan dengan
pemanfaatan dan penggunaan data/informasi kesehatan dan kedokteran.
10.
Dapat
digunakan untuk mengubah tujuan, kegiatan, produk, pelayanan organisasi, untuk
mendukung agar organisasi dapat meraih keunggulan kompetitif.
11.
Mengarah
pada peluang-peluang strategis yang dapat ditemukan.
Ruang Lingkup Sistem Informasi
Kesehatan
Ruang lingkup Aplikasi Sistem
Informasi Kesehatan, mencakup pengelolaan informasi dalam lingkup manajemen
pasien (front office management). Lingkup ini antara lain sebagai berikut:
1. Registrasi Pasien, yang mencatat data/status pasien untuk memudahkan pengidentifikasian
maupun pembuatan statistik dari pasien masuk sampai keluar. Modul ini meliputi
pendaftaran pasien baru/lama, pendaftaran rawat inap/jalan, dan info kamar
rawat inap.
2. Rawat Jalan/Poliklinik yang tersedia di rumah sakit, seperti: penyakit dalam,
bedah, anak, obstetri dan ginekologi, KB, syaraf, jiwa, THT, mata, gigi dan
mulut, kardiologi, radiologi, bedah orthopedi, paru-paru, umum, UGD, dan
lain-lain sesuai kebutuhan. Modul ini juga mencatat diagnose dan tindakan
terhadap pasien agar tersimpan di dalam laporan rekam medis pasien.
3. Rawat Inap.
Modul ini mencatat diganosa dan tindakan terhadap pasien, konsultasi dokter,
hubungan dengan poliklinik/penunjang medis.
4. Penunjang Medis/Laboratorium, yang mencatat informasi pemeriksaan seperti: ECG, EEG, USG,
ECHO, TREADMIL, CT Scan, Endoscopy, dan lain-lain.
5. Penagihan dan Pembayaran, meliputi penagihan dan pembayaran untuk rawat jalan, rawat
inap dan penunjang medis (laboratorium, radiologi, rehab medik), baik secara
langsung maupun melalui jaminan dari pihak ketiga/asuransi/JPKM. Modul ini juga
mencatat transaksi harian pasien (laboratorium, obat, honor dokter), daftar
piutang, manajemen deposit dan lain-lain.
6. Apotik/Farmasi,
yang meliputi pengelolaan informasi inventori dan transaksi obat-obatan.
Melalui lingkup manajemen pasien
tersebut dapat diperoleh laporan-laporan mengenai:
1. Pendapatan rawat inap dan jalan
secara periodik (harian, bulanan dan tahunan),
2. Penerimaan kasir secara periodik,
3. Tagihan dan kwitansi pembayaran
pasien,
4. Rekam medis pasien,
5. Data kegiatan rumah sakit dalam
triwulan (RL1),
6. Data morbiditas pasien rawat inap
(RL2a),
7. Data morbiditas pasien rawat jalan
(RL2b),
8. Manajemen ketersediaan obat pada
bagian farmasi/apotik,
9. Penerimaan kasir pada bagian
farmasi/apotik,
10.
Data
morbiditas penyakit khusus pasien rawat inap (RL2a1),
11.
Data
morbiditas penyakit khusus pasien rawat jalan (RL2b1),
Untuk memudahkan penyajian
informasi tersebut, maka laporan-laporan tersebut dapat diekspor ke berbagai
macam format antara lain:
1. Comma separated value (CSF), Data
Interchange Format (DIF),
2. Excel (XLS versi 2.1, 3.0, 4.0, 5.0,
dan 5.0 tabular),
3. HTML 3.0 (draft standard), 3.2
(extended & standard),
4. Lotus 1-2-3 (WK1, WK3, WK5),
5. ODBC,
6. Rich Text Format (RTF),
7. ext,
8. Word for Windows Document.
Pengembangan Sistem Informasi Rumah
Sakit
Pengembangan diarahkan pada
subsistem yang mempunyai dampak yang kuat terhadap pengembangan SIRS. Atas
dasar dari penetapan kriteria dan kebijakan pengembangan SIRS tersebut di atas,
selanjutnya ditetapkan sasaran pengembangan sebagai penjabaran dari Sasaran
Jangka Pendek Pengembangan SIRS, sebagai berikut:
1. Memiliki aspek pengawasan terpadu,
baik yang bersifat pemeriksaan atau pengawasan (auditable) maupun dalam hal
pertanggungjawaban penggunaan dana (accountable) oleh unit-unit yang ada di
lingkungan rumah sakit.
2. Terbentuknya sistem pelaporan yang
sederhana dan mudah dilaksanakan, akan tetapi cukup lengkap dan terpadu.
3. Terbentuknya suatu sistem informasi
yang dapat memberikan dukungan akan informasi yang relevan, akurat dan tepat
waktu melalui dukungan data yang bersifat dinamis.
4. Meningkatkan daya-guna dan hasil-guna
seluruh unit organisasi dengan menekan pemborosan.
5. Terjaminnya konsistensi data.
6. Orientasi ke masa depan.
7. Pendayagunaan terhadap usaha-usaha
pengembangan sistem informasi yang telah ada maupun sedang dikembangkan, agar
dapat terus dikembangkan dengan mempertimbangkan integrasinya sesuai Rancangan
Global SIRS.
SIRS
merupakan suatu sistem informasi yang cakupannya luas (terutama untuk rumah
sakit tipe A dan B) dan mempunyai kompleksitas yang cukup tinggi. Oleh karena
itu penerapan sistem yang dirancang harus dilakukan dengan memilih pentahapan
yang sesuai dengan kondisi masing-masing subsistem, atas dasar kriteria dan
prioritas yang ditentukan.
Sistem Informasi Puskesmas
Pada
manajemen ditingkat puskesmas dalam rangkat terselenggaranya berbagai upaya
kesehatan perorangan dan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan
masyarakat perlu ditunjang dengan manajemen puskesmas yang baik.
Manajemen
puskesmas adalah rangkaiaan kegiatan yang bekerja secara sistematis utuk
menghasilkan iuran puskesmas yang efektif dan efisien. Rangkaian kegiatan yang
sistematis dilaksanakan oleh puskesmas dengan memperhatikan fungsi-fungsi
manajemen. Pada tahap fungsi pelaksanaan dan pengendalian dilakukan kegiatan
pemantauan yaitu sesuatu penyelenggaran kegiatan yang harus diikuti secara
berkala. Salah satu kegiatan adalah telahan internal yaitu telahan bulanan
terhadp penyelenggara kegiatan dan hasil yang dicapai oleh puskesmas,
dibandingkan dengan rencana dan setandar pelayanan.
Data yang
dipergunakan diambil dari Sistem Informasi Manajemen Puskesmas atau SIMPUS yang berlaku. Sisem informasi
manajemen puskesmas adalah suatu tatanan yang menyediakan informasi untuk
proses pengambilan keputusan dalam melaksanakan manajemen puskesmas dalam
mencapai sasaran kegiatannya.
Sumber
informasi dari SIMPUS adalah:
1.
Sistem
Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas atau SP2TP terdiri dari catatan dari
kartu individu, rekam kesehatn keluarga dan buku register, laporan bulanan,
laporan tahunan dan KLB.
2. Survei lapangan
3. Laporan lintas sektor
4. Laporan sarana kesehatan swasta
Pada fungsi Pengawasan dilakukan
penilaian atau evaluasi yaitu proses kegiatan untuk membandingkan antara hasil
yang telah dicapai dengan rencana yang telah ditentukan. Penilaian merupakan
alat penting untuk membantu pengambilan keputusan sejak tingkat perumusan
kebijakan maupun pada tingkat pelaksanan program.
Sistem Informasi KIA
Penerapan
sistem informasi pelayanan kesehatan ibu dan bayi untuk mendukung evaluasi
program KIA puskesmas menggunakan pendekatan paralel yaitu pendekatan yang
dilakukan dengan mengoperasikan sistem yang baru bersama-sama dengan sistem
yang lama selama satu periode waktu tertentu.
Kedua
sisitem ini dioperasikan bersama-sama untuk meyakinkan bahwa sistem yang baru
telah benar-benar beroperasi dengan suskses sebelum sistem lama dihentikan.
Penerapan sistem informasi pelayanan kesehatan ibu dan bayi utuk mendukung
evaluasi program KIA puskesmas dilakukan sesuai dengan rancangan multiuser.
Adapun prosedurna sebagai berikut:
1. Pasien didaftar kebagian pendaftaran,
kemudian bagian pendaftaran meneruskan pencatatan status pasien kepada bagian
pengelola data KIA.
2. Kemudian pasien menuju bagian
pengelola data KIA, dan dilakukan pengisian data pasien sesuai kebutuhan
melalui input data master ibu, kecamatan, petuas, vitamin, imunisasi, tempat
pelayanan data ibu hamil, data persalinan, data bayi, dat kunjungan ibu dan
data kunjungan bayi.
3. Setelah beberapa waktu yang
ditentukan penanggungjawab program KIA dapatmelakukan pengisian data sesuai
dengan pelayanan yang diberikan baik kepada ibu maupun bayi.
4. Dari data yang telah terisis tersebut
diperoeh isian laporan bulanan kegiatan KIA dipuskesmas dalam waktu kurun
tertentu.
Rencana Sistem Informasi KIA
Rencana
sistem informasi layanan kesehatan ibu dan bayi untuk mendukung evaluasi
program KIA puskesmas:
1. Basis yang dikembangkan adalah berupa
master data yang bersifat statis yaitu kecamatan, puskesmas, desa, proyeksi
penduduk, petugas, vitamin, imunisasi, tempat pelayanan, dan data ibu/calon ibu. Dan dikembangkan basis
data dinamis berupa file-file pada kegiatan transaksi.
2. Input pengelola data KIA berupa
master data kecamatan, puskesmas, desa,
proyeksi penduduk, petugas, vitamin, imunisasi, tempat pelayanan, dan data ibu/calon ibu.
3. Output yang dihasilkan berupa laporan
meliputi: laporan bulanan KIA, laporan bulanan PWS KIA anak PWS KIA ibu,
laporan bulanan SPM, laporan bulanan kelahiran dan kematian, lapran bulanan
penemuan kasus BBLR, laporan penemuan tetanis neonatorum, laporan bulanan
kematian ibu, laporan bulanan register kematian perinatal (0-7) hari, laporan
bulanan rekapitulasi lacakan kematian neonatal.
4. Antar muka memberikan bentuk tampilan
awal bagi user untuk memulai bekerja dengan komputer.
5. Sistem Informasi Pelayanan KIA di
Puskesmas
6. Hasil sistem informasi kesehatan ibu
dan bayi untuk mendukung evaluasi program KIA puskesmas.
Permasalahan Sistem Informasi
Kesehatan di Indonesia
Permasalahan
mendasar Sistem Informasi Kesehatan di Indonesia saat ini antara lain :
1. Faktor Pemerintah
a. Standar SIK belum ada sampai saat
b. Pedoman SIK sudah ada tapi belum
seragam
c. Belum ada rencana kerja SIK nasional
d. Pengembangan SIK di kabupaten atau
kota tidak seragam
2. Fragmentasi
a. Terlalu banyak sistem yang
berbeda-beda di semua jenjang administasi (kabupaten atau kota, provinsi dan
pusat), sehingga terjadi duplikasi data, data tidak lengkap, tidak valid dan
tidak conect dengan pusat.
b. Kesenjangan aliran data
(terfragmentasi, banyak hambatan dan tidak tepat waktu)
c. Hasil penelitian di NTB membuktikan
bahwa : Puskesmas harus mengirim lebih dari 300 laporan dan ada 8 macam
software RR sehingga beban administrasi dan beban petugas terlalu tinggi. Hal
ini dianggap tidak efektif dan tidak efisien.
d. Format pencatatan dan pelaporan masih
berbeda-beda dan belum standar secara nasional.
3. Sumber daya masih minim
Perkembangan Sistem Informasi
Kesehatan di Indonesia
Sistem
Informasi Kesehatan di Indonesia telah dan akan mengalami 3 pembagian masa
sebagai berikut :
1.
Era
Manual (sebelum 2005)
a. Aliran data terfragmentasi. Aliran
data dari sumber data (fasilitas kesehatan) ke pusat melalui berbagai jalan.
b. Data dan informasi dikelola dan
disimpan oleh masing-masing Unit di Departemen Kesehatan.
c. Bentuk data : agregat.
d. Sering terjadi duplikasi dalam
pengumpulan data.
e. Sangat beragamnya bentuk laporan.
f. Validitas diragukan.
g. Data sulit diakses.
h. Karena banyaknya duplikasi,
permasalahan kelengkapan dan validitas, maka data sulit dioah dan dianalisis.
i.
Pengiriman
data masih banyak menggunakan kertas sehingga tidak ramah lingkungan.
2.
Era
Transisi (2005 – 2011)
a. Komunikasi data sudah mulai
terintegrasi (mulai mengenal prinsip 1 pintu, walau beberapa masih
terfragmentasi).
b. Sebagian besar data agregat dan
sebagian kecil data individual.
c. Sebagian data sudah terkomputerisasi
dan sebagian masih manual.
d. Keamanan dan kerahasiaan data kurang
terjamin.
3.
Era
Komputerisasi (mulai 2012)
a. Pemanfaatan data menjadi satu pintu
(terintegrasi).
b. Data inbdividual (disagregat).
c. Data dari Unit Pelayanan Kesehatan
langgsung diunggah (uploaded) ke bangk data di pusat (e-Helath).
d. Penerapan teknologi m-Health dimana
data dapat langsung diunggah ke bank data.
e. Keamanan dan kerahasiaan data
terjamin (memakai secure login).
f. Lebih cepat, tepat waktu dan efisien.
g. Lebih ramah lingkungan.
Manajemen Data Kesehatan
Manajenmen Data adalah Rangkaian kegiatan
pengelolaan data mulai dari kegiatan
pencatatan, pengumpulan, pengolahan, analisis data hingga menjadi suatu
informasi. Tahapannya dari Manajemen data adalah
1.
Pencatatan
Data
2.
Pengumpulan
Data
3.
Pengolahan
Data termasuk didalamnya analisis data
4.
Penyajian/visualisasi
Data
5.
Pemantauan
dan Umpan Balik
Sistem Aplikasi Daerah
Dalam upaya
mengatasi fragmentasi data, Pemerintah sedang mengembangkan aplikasi yang
disebut Sistem Aplikasi Daerah (Sikda) Generik. Sistem Informasi Kesehatan
berbasis Generik mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1.
Input
pencatatan dan pelaporan berbasis elektronik atau computerized.
2.
Input
data hanya dilakukan di tempat adanya pelayanan kesehatan (fasilitas
kesehatan).
3.
Tidak
ada duplikasi (hanya dilakukan 1 kali).
4.
Akurat,
tepat, hemat sember daya (efisien) dan transfaran. Tejadi pengurangan beban
kerja sehingga petugas memiliki waktu tambahan untuk melayani pasien atau
masyarakat.
5.
Data
yang dikirim (uploaded) ke pusat merupakan data individu yang digital di kirim
ke bank data nasional (data warehouse).
6.
Laporan
diambil dari bank data sehingga tidak membebani petugas kesehatan di Unit
pelayanan terdepan.
7.
Puskesmas
dan Dinas Kesehatan akan dilengkapi dengan peralatan berbasis komputer.
8.
Petugas
akan ditingkatkan kompetensinya melalui pelatihan untuk menerapkan Sikda
Generik.
9.
Mudah
dilakukan berbagai jenis analisis dan assesment pada data.
10. Secara bertahap akan diterapkan 3
aplikasi Sikda Generik yaitu Sistem Informasi Manajemen Kesehatan, Sistem
Informasi Dinas Kesehatan dan
Kegiatan Manajemen Data
Kegiatan
manajemen data mencakup :
1. Pengumpulan data
Data yang telah terkumpulkan dan yang diperlukan sebaiknya
dikumpulkan atau dicatat dalam sebuah formulir yang dapat kita sebut dengan
dokumen sumber yang berfungsi sebagai masukan atau inputan bagi system.
2. Integritas dan pengujian
Terlebih dahulu data yang telah terkumpulkan tersebut
diperiksa dahulu untuk meyakinkan konsistensi dan akurasinya berdasarkan
peraturan – peraturan dan kendala yang telah ditentukan sebelumnya.
3. Penyimpanan
Sebaiknya data disimpan pada suatu media, seperti media
magnetic atau piringan magnetic.
4. Pemeliharaan
Data baru ditambahkan , data yang sudah ada diubah dengan
sewajarnya dan data yang sudah tidak dibutuhkan lagi dapat dihapus hal ini
berguna agar sumber daya data tetap mutakhir maka dibutuhkan pemeliharaan.
5. Keamanan
Pentingnya menjaga keamanan data adalah untuk mencegah
kehancuran, kerusakan, atau penyalahgunaan data
6. Organisasi
Data yang sudah terkumpulkan sebaiknya disusun sedemikian
rupa untuk memenuhi kebutuhan informasi pemakai.
7. Pengambilan
Maksudnya data telah tersedia bagi para pemakai.
Sistem Informasi Manajemen Rumah
Sakit
Sistem
pengelolaan data/informasi terkait pada Sistem Manajemen dan Prosedur Kerja
instansi mendukung pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi.
Guna mendukung Pengembangan SIK berbasis database berikut
langkah-langkah yang akan ditempuh :
1. Meninjau kembali Sistem yang ada
(Reviewing the existing system)
Langkah awal yang harus dilaksanakan
dengan meninjau kembali sistem yang ada dengan melihat apakah sistem saat ini
telah ada kita tidak dapat serta merata membangun sistem baru melainkan harus
melihat kedalam apakah saat ini sudah ada sistem yang dilaksanakan
2. Menentukan kebutuhan data (Defining
data needs)
Langkah kedua yang kita laksanakan
ialah melihat setiap tingkatan administratif memiliki peran yang tidak sama,
sehingga kebutuhan data akan berbeda-beda. Tidak semua kebutuhan data dapat
dipenuhi melalui sistem pengumpulan data rutin. Data yang jarang dikumpulkan
atau hanya diperlukan untuk suatu kecamatan tertentu dapat diperoleh melalui
penelitian atau survei menggunakan sampel.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi alur
data (Determining the data flow)
Langkah ketiga yang kita lakukan yaitu melihat faktor-faktor
yang mempengaruhi alur data dimana tidak semua data yang terkumpul pada
puskesmas tertentu harus di kirim ke Dinas Kesehatan diatasnya. Data paling
rinci disimpan sebagai arsip ditempat yang telah ditentukan, penyampaian
laporan ke Dinas Kesehatan sebaiknya sesuai dengan kesepakatan bersama data apa
yang harus dikirim.
4. Desain pengumpulan dan cara pelaporan
data (Designing the data
collection
and reporting tools)
Langkah keempat mendesain pengumpulan
dan cara pelaporan data. Prinsip yang perlu kita penuhi guna mendesain
pengumpulan dan cara pelaporan data yaitu : Staf yang bertugas untuk mengisi
formulir laporan harus mempunyai pemahaman yang baik mengenai maksud dari
formulir tersebut. Sekiranya Pengumpulan dan pelaporan data sefektif mungkin,
sederhana dan lengkap.
5. Pengembangan prosedur pemerosesan data
(Developing procedures for data processing)
Langkah kelima Mengembangkan prosedur
pemerosesan data dimana data Sistem Informasi yang kita rencanakan diproses
secara konsisten sesuai dengan tujuan pengumpulan, perencanaan, analisis dan
pemanfaatan data.
6. Mengembangkan program pelatihan (Developing
the training programme)
Langkah keenam Mengembangkan program
pelatihan dengan tunjuan meningkatkan sumber daya pelaksana dengan merancang
pelatihan sesuai dengan tingkatan pengetahun pengelola.
7. Ujicoba sistem (Pre-testing the
system)
Salah satu tahapan penting dalam
pengembangan suatu Sistem Informasi yaitu Uji coba sistem sebelum
diimplementasikan, suatu sistem harus diujicoba pada kondisi yang mencerminkan
kondisi sebenarnya.
8. Monitoring dan Evaluasi pada sistem
(Monitoring and evaluating the system)
Tujuan dari monitoring dan evaluasi
tidak hanya fokus pada mencari kesalahan dan kekurangan pada sistem tetapi
terhadap aspek-aspek lain yang mendukung secara tidak langsung. Cara ini sangat
baik dilaksanakan untuk dapat mengidentifikasi kesalahan yang terjadi pada
pelaksanaan uji coba suatu sistem.
9. Mengembangkan mekanisme diseminasi dan
umpan balik data (Developing data dissemination and feedback mechanisms)
Cara efektif untuk memotivasi para
pengolah data pada level terendah seperti Puskesmas adalah dengan terus menerus
memberikan umpan balik baik positif dan negatif mengenai data yang telah mereka
hasilkan.
10. Mengembangkan sistem informasi dan
manajemen kesehatan (Enhancing the Health Management Information Systems)
Pengembangan sistem informasi
manajemen kesehatan akan selalu berkembang, dimana para pelaku yang terlibat di
bidang ini akan selalu mencoba untuk mengembangkannya mengikuti trend yang ada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar